Minggu, 14 Juni 2015

Menghormati Tamu dan Keutamaan Lebih Mengutamakan Tamu




Menghormati Tamu dan Keutamaan Lebih Mengutamakan Tamu



 








Hadits Tahlili
Dibuat oleh : kelompok 13
Aldinda Wardha Maudy
Guslia laila Murni

Jurusan Ilmu Agama Islam
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Jakarta
2015


Bab I Pendahuluan
Latar Belakang
Menghormati Tamu dan Keutamaan Lebih Mengutamakan Tamu
            Anjuran dalam islam untuk menghormati tamu dan keutamaan lebih mengutamakan tamu sudah tertera dalam al-qur’an dan hadits. Bagaimana lebih mengutamakan tamu dari pada kepentingan diri sendiri mendapatkan rasa kagum dari allah dan rasulullah pun mencontohkan serta memerintahkan sahabat agar dapat mengutamakan tamu. Didalam islam ajaran dan anjuran untuk memiliki hubungan baik dengan sesama manusia sudah banyak disebutkan dalam al-qur’an. Bukan saja sikap terpuji terhadap allah tetapi juga sesama manusia pun dipentingkan dalam islam.
            Di dalam hadits sohih muslim terdapat sabda rasulullah yang dikisahkan bahwa, ada seorang laki-laki menemui rasulullah untuk bertamu, lalu rasulullah bertanya kepada istri-istri beliau apakah ada suguhan yang bisa diberikan kepada tamu ini, jawab istri-istri rasulullah , tidak ada kecuali air. Maka rasulullah menanya kepada para sahabat “siapa yang ingin menjamu orang ini ?” maka ada seorang laki-laki anshor yang rela dan menerima kedatangan tamu itu, walaupun sebenarnya didalam rumahnya hanya terdapat makanan untuk anak-anaknya . karena anjuran menghormati tamu dan keutamaan lebih mengutamakan tamu sangat memiliki nilai tinggi dan disenangi allah, maka laki-laki anshor itu bersama dengan istrinya rela untuk membagi makanan anaknya untuk tamu tersebut dan sikap terhadap memuliakan tamu itu sangat baik
            Maka dari kejadian tersebut rasulullah memberi kabar bahagia bahwa malam itu allah tertawa atau terkagum-kagum karena perbuatan kalian berdua . firman allah QS al-hasyr : 9 yang artinya “dan mereka lebih mengutamakan orang lain (muhajirin) dari pada diri mereka sendiri sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka itulah orang-orang beruntung.” Dapat ditarik kesimpulan bahwa mengutamakan tamu diatas kepentingan diri sendiri itu mendapat keridhoan dan rasa kagum dari allah walaupun diri kita sendiri dalam keadaan membutuhkan maka beruntunglah orang-orang seperti itu.
Bab II Pembahasan
حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرُ بْنُ عَبْدِ الْحَمِيدِ عَنْ فُضَيْلِ بْنِ غَزْوَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ الْأَشْجَعِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي مَجْهُودٌ فَأَرْسَلَ إِلَى بَعْضِ نِسَائِهِ فَقَالَتْ وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا عِنْدِي إِلَّا مَاءٌ ثُمَّ أَرْسَلَ إِلَى أُخْرَى فَقَالَتْ مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى قُلْنَ كُلُّهُنَّ مِثْلَ ذَلِكَ لَا وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا عِنْدِي إِلَّا مَاءٌ فَقَالَ مَنْ يُضِيفُ هَذَا اللَّيْلَةَ رَحِمَهُ اللَّهُ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَقَالَ أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ فَانْطَلَقَ بِهِ إِلَى رَحْلِهِ فَقَالَ لِامْرَأَتِهِ هَلْ عِنْدَكِ شَيْءٌ قَالَتْ لَا إِلَّا قُوتُ صِبْيَانِي قَالَ فَعَلِّلِيهِمْ بِشَيْءٍ فَإِذَا دَخَلَ ضَيْفُنَا فَأَطْفِئْ السِّرَاجَ وَأَرِيهِ أَنَّا نَأْكُلُ فَإِذَا أَهْوَى لِيَأْكُلَ فَقُومِي إِلَى السِّرَاجِ حَتَّى تُطْفِئِيهِ قَالَ فَقَعَدُوا وَأَكَلَ الضَّيْفُ فَلَمَّا أَصْبَحَ غَدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ قَدْ عَجِبَ اللَّهُ مِنْ صَنِيعِكُمَا بِضَيْفِكُمَا اللَّيْلَةَ
Arti Hadits:
            Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb, Telah menceritakan kepada kami Jarir bin Abdul Hamid dari Fudhail bin Ghazawan dari Abu Hazim Al Asyja'i dari Abu Hurairah dia berkata; "Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu dia berkata: 'Aku berada dalam kesulitan (susah hidup dan lapar).' Maka beliau bawa orang itu ke rumah sebagian istri-istri beliau, menanyakan kalau-kalau mereka memiliki makanan. Para isteri beliau menjawab; 'Demi Allah yang mengutus Anda dengan kebenaran, Aku tidak sedia apa-apa selain air.' Begitulah jawaban mereka masing-masing hingga seluruh istri beliau mengatakan dengan jawaban yang sama. Lalu beliau bersabda kepada para sahabat: 'Siapa bersedia menjamu tamu malam ini niscaya dia diberi rahmat oleh Allah Ta'ala.' Maka berdirilah seorang laki-laki Anshar seraya berkata; 'Aku, ya Rasulullah! ' kemudian dibawalah orang itu ke rumahnya. Dia bertanya kepada isterinya; 'Adakah engkau sedia makanan? ' Jawab isterinya; 'Tidak ada, kecuali makanan anak-anak.' Katanya; 'Alihkan perhatian mereka dengan apa saja. Dan bila tamu kita telah datang, matikanlah lampu dan tunjukkan kepadanya bahwa kita seolah-olah ikut makan bersamanya. Caranya bila dia telah mulai makan, berdirilah ke dekat lampu lalu padamkan. Maka duduklah mereka, dan sang tamu pun makan. Setelah Subuh, sahabat tersebut bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu kata beliau: 'Sungguh Allah kagum dengan cara kamu berdua melayani tamu kalian tadi malam'.
JALUR SANAD
·  Abdur Rahman bin Shakhr
·  Salman maula 'Izzah
·  Fudloil bin Ghazwan bin Jarir
·  Jarir bin 'Abdul Hamid bin Qarth
·  Zuhair bin Harb bin Syaddad





















Bab III Penutup
Kesimpulan :
                        Hadis ini merupakan hadis sohih mauquf karena dilihat dari jalur sanad yang terputus disahabat dan komentar para ulama terhadap perawi yang menjadikan hadis tersebut sohih.                     
                        Dari segi isi dapat disimpulkan bahwa memuliakan tamu sangat dianjurkan dalam islam dan bahkan lebih mengutamakan tamu dari pada kepentingan diri sendiri. Didalam hadis yang kami bahas menceritakan tentang laki-laki anshor yang menyambut baik tamu yang datang kepada rasulullah . Walaupun dirumahnya hanya memiliki sedikit makanan untuk anak-anaknya, namun sahabat dan istrinya itu memiliki siasat agar tetap dapat terlihat baik dan menyenangkan tamu mereka . Apa yang mereka lakukan sungguh membuat Allah kagum terhadap perilaku mereka melayani tamu.













Daftar Pusaka
Lampiran
BIOGRAFI PERAWI
·  Nama Lengkap : Abdur Rahman bin Shakhr
Kalangan : Shahabat                          
Kuniyah : Abu Hurairah
Negeri semasa hidup : Madinah
Wafat : 57 H
Ulama
Komentar
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Sahabat

·  Nama Lengkap : "Salman,maula 'Izzah“        
Kalangan : Tabi'in kalangan pertengahan
Kuniyah : Abu Hazom                       
Negeri semasa hidup : Kufah
Wafat : 101 H
Ulama
Komentar
Ahmad bin Hambal
Tsiqah
Abu Dawud As Sajastani
Tsiqah
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
Muhammad bin Sa'd
Tsiqah
Al 'Ajli
Tsiqah

·  Nama Lengkap : Fudloil bin Ghazwan bin Jarir
Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan tua
Kuniyah : Abu Al Fadlol
Negeri semasa hidup : Kufah
Wafat :
Ulama
Komentar
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Tsiqah

·  Nama Lengkap : Jarir bin 'Abdul Hamid bin Qarth
Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan
Kuniyah : Abu 'Abdullah       
Negeri semasa hidup : Kufah
Wafat : 188 H
Ulama
Komentar
Abu Hatim Ar Rozy
Tsiqah
An Nasa'i
Tsiqah
Muhammad bin Sa'd
Tsiqah

·  Nama Lengkap : Zuhair bin Harb bin Syaddad
Kalangan : Tabi'ul Atba' kalangan tua
Kuniyah : Abu Khaitsamah
Negeri semasa hidup : Baghdad
Wafat : 234 H
Ulama
Komentar
Yahya bin Ma'in
Tsiqah
An Nasa'i
tsiqah ma`mun
Ibnu Wadldlah
Tsiqah
Ibnu Hajar al 'Asqalani
Tsiqah Tsabat
Abu Hatim
Shaduuq
Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat
Adz Dzahabi
Alhafidz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar